Selasa, 20 Mei 2008

PANDAI - PANDAI MEMENEJ WAKTU

PANDAI – PANDAI MEMENEJ WAKTU

Oó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$#
Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Waktu demi waktu begitu cepat perjalanannya, sehingga tidak sadar kalau kita ini telah kehilangan banyak kesempatan. Kesempatan untuk berjuang, kesempatan untuk berbuat baik / beramal sholeh, dan kesempatan – kesempatan yang lain. Untuk itu kalau tidak pandai kita manfaatkan waktu sebaik – baiknya, maka kita akan termasuk orang – orang yang merugi. Sebagaimana Allah telah mengingatkan kepada kita melalui firman-Nya :
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Al Ashr :1-3 )

Dari ayat diatas, sangatlah jelas bahwa kebanyakan manusia tidak memperhatikan pentingnya waktu. Termasuk didalamnya dalam melaksanakan tugas sebagai khalifah dimuka bumi ini. Sebab sebagian besar dari kita telah melupakan kesempatan tersebut, dan perlu diingat kesempatan kita dibatasi oleh umur, oleh kemampuan. Kesibukan dalam melaksanakan aktifitas duniawi telah banyak menyita waktu dan kesempatan kita dalam rangka melaksanakan tugas dan tanggungjawab untuk menggapai kebahagiaan yang kekal di akhirat kelak.

Ada tiga hal yang Allah SWT tawarkan melalui ayat diatas, diantaranya adalah : Orang yang beriman dan beramal sholeh dan saling nasehat menasehati dalam kebenaran dan dalam kesabaran. Maka muncullah pertanyaan, siapakan orang yang beriman itu? Allah SWT menjelaskan orang beriman, sebagaimana firman-Nya :

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar.” ( QS AL Hujuurat : 15 )

Iman merupakan standart utama / pokok untuk mendapatkan kenikmatan dan kemuliaan disisi Allah SWT. Sebagaimana firman Allah :

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan”. (QS An Nahl : 97 )

Kemudian amal sholeh, yaitu perbuatan yang bermanfaat jauh dari madhorot, yang dilakukan dengan ikhlas hanya untuk mencari ridlo Allah dan sesuai dengan tuntutnan Rasulullah Muhammad SAW. Sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Nasai :
إِنَّ اللهَ لاَ يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ إِلاَّ مَاكَانَ لَهُ خَالِصًاوَابْتَغِى بِهِ وَجْهَهُ
“ Sesungguhnya Allah tidak akan menerima dari semua jenis amalan, kecuali yang murni untuk Allah dan untuk mencari wajah Allah.”

Allah SWT juga berfirman :

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” ( QS Ali Imran : 31 )

Iman dan amal sholeh punya pengertian sendiri sendiri, tetapi keduanya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Karena tidak disebut orang beriman kalau ia tidak beramal sholeh. Begitu juga tidak disebut amal sholeh kalau tidak di dasari dengan keimanan.

Berikutnya tentang nasehat untuk kebenaran dan kesabaran. Kebenaran itu mutlak hanyalah yang datang dari Allah SWT , الحق من رّبّك . Kita sebagai umat Muhammad berkewajiban untuk menyampaikan kebenaran yang telah dibawa oleh nabi kita Muhammad SAW sebagaimana sabda Rasulullah yang sudah popular, yang artinya : “Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat.” Dan dalam hadits yang lain juga ditegaskan : “Sampaikanlah kebenaran itu walau terasa pahit”. Adapun teknik dan cara menyampaikan kebenaran dan mengajak manusia agar selalu berjalan diatas jalan Allah telah diterangkan dalam Al Qur’an, sebagaimana firman Allah :

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (An Nahl : 125)

Betapa lengkapnya Allah telah membekali hamba – hamba-Nya untuk berjuang didalam dakwah-Nya. Disamping kewajiban untuk menasehati dalam hal mentaati kebenaran, juga menasehati untuk selalu melakukan kesabaran. Sebagaimana firman Allah :

Hai orang-orang yang beriman, Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” ( QS Ali Imran : 200 )

Dari keterangan diatas, sebagai warga Persyarikatan Muhamamdiyah kita mestinya sangat tersinggung. Sebab Muhammadiyah adalah organisasi Islam yang bergerak dibidang dakwah amar ma’ruf nahi munkar. Sementara secara realitas, masih banyak lahan dakwah yang sering kita abaikan. Masih banyak umat yang membutuhkan uluran tangan kita, masih banyak jiwa yang membutuhkan sentuhan dakwah kita, masih banyak tugas dan tanggungjawab yang diembankan ke pundak kita. Akan tetapi kita seringkali lupa, cuek bahkan acuh tak acuh terhadap persoalan diatas. Kita sibuk dengan urusan – urusan pribadi; mengumpulkan harta, membangun rumah mewah, berusaha memiliki kendaraan mewah, hingga memanjakan anak – anak kita. Kita lupa kalau ada tugas dakwah yang diembankan ditangan kita.

Ditambah persoalan yang dihadapi Muhammadiyah kian hari kian kompleks. Beberapa persoalan klasik yang selama ini masih menjadi PR yang belum terselesaikan adalah proses kaderisasi di Muhammadiyah yang kian mandek, ideology Muhammadiyah yang mulai pudar, kelangkaan kader – kader ‘ulama , komitmen sebagian pimpinan / aktifis yang mulai melemah sampai dakwah Muhammadiyah yang “kurang diminati oleh umat”. Bahkan lebih ironis lagi banyak kader Muhammadiyah yang terbuai dengan mainan baru mereka, yakni partai politik, sehingga kader – kader Muhammadiyah tersebut akhirnya tidak punya banyak waktu untuk Muhammadiyah dan akhirnya melupakan Muhammadiyah sebagai induknya. Ini adalah sebagian persoalan yang dihadapi Muhammadiyah. Persoalan tersebut satu persatu harus diurai, hingga akhirnya kita dapat merumuskan solusinya.

Mari pada kesempatan yang mulia ini kita cermati bersama, bahwa kita Ber- Muhammadiyah selama ini sebagai Pimpinan sudah melaksanakan tugas kita masing – masing atau belum? Sampai tahun ketiga pasca Musyawarah Daerah periode Muktamar ke – 45 ini, program apa yang telah kita laksanakan. Kemudian program apa yang belum dapat direalisasikan? Kemudian mari kita memberikan perhatian yang serius pada program – program yang belum terlaksana, sehingga sampai masa jabatan kita akan dapat menyelesaikan semua program dengan baik.

Mari kita luangkan waktu kita sejenak untuk melihat strategi dakwah Muhammadiyah yang telah dibangun oleh para pendiri dan pendahulu Muhammadiyah, mereka telah meletakkan landasan dakwah yang bila dilaksanakan dengan baik maka kita akan menggapai kesuksesan besar. Landasan dakwah tersebut lebih dikenal dengan 12 langkah Muhammadiyah tahun 1938 – 1940, adalah sebagai berikut :
1. Memperdalam masuknya Iman.
2. Memperluas Paham Agama.
3. Membuahkan budi pekerti.
4. Menuntun Amal Intiqod (self correcti )
5. Menguatkan persatuan
6. Menegakkan keadilan
7. Melakukan kebijaksanaan.
8. Menguatkan majelis tanwir
9. Mengadakan konferensi bagian
10. Mempermusyawarahkan keputusan
11. Mengawaskan gerakan jalan
12. Mempersambungkan gerakan luar

Untuk lebih jelas dan faham, silahkan bisa dibaca pada Tafsir Langkah Muhammadiyah 1938 – 1940 dalam buku “ Ideologi dan Strategi Muhammadiyah” Karya Drs. Hamdan Hambali.

Akhirnya pada kesempatan yang berbahagia ini kami mengingatkan kepada para rekan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sragen beserta Majelis, Lembaga, Badan, Ortom, Pimpinan Amal Usaha Muhammadiyah dan hadirin yang hadir pada Rapat Pimpinan Daerah ( RAPIMDA) ke – III tahun ini, marilah kita mengevaluasi diri sejauh mana tugas dan tanggungjawab masing – masing kita laksanakan? Selanjutnya marilah kita meluangkan waktu sejenak untuk membaca sejarah, kenapa KH. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah? Apa sebenarnya tujuan Muhammadiyah? Apa yang diperjuangkan oleh Muhammadiyah? Dasar – dasar apa yang telah diletakkan oleh para pendiri Muhammadiyah? Setelah itu marilah kita gandengkan tangan kita bersama – sama, kita satukan visi dan misi kita, kita satukan hati, fikiran dan tenaga kita untuk membangun, mengembangkan dan meneruskan perjuangan para pendahulu kita, yakni “ Terwujudnya masyarakat utama yang adil dan makmur yang diridloi oleh Allah SWT.”

Hanya dengan usaha maksimal secara bersama – sama sesuai dengan tugas dan tanggungjawab masing – masing, serta menyerahkan segala keputusan kepada Allah SWT, mudah – mudahan semua yang kita cita – citakan bakal terwujud.

Nasrun Minallah Wa Fathun Qorieb.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

( Disampaikan pada Pidato Ifittah Rapat Pimpinan Daerah (RAPIMDA) Muhammadiyah Sragen tanggal 20 Mei 2008 )

Tidak ada komentar: