Kamis, 23 Oktober 2008

MENGGAIRAHKAN KEMBALI GJDJ


I. PENDAHULUAN
Sesungguhnya da’wah kepada agama Allah SWT merupakan jalan yang ditempuh oleh Rasulullah SAW dan para pengikutnya. Adapun misi da’wah itu sesungguhnya adalah mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang, dari kekufuran menuju keimanan, dari kesyirikan menuju tauhid dan dari neraka menuju syurga. Allah Berfirman :

Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan Aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". ( QS Yusuf : 108 )
Dan sungguhnya kami Telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", … ( QS An Nahl : 36Dan kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan aku". ( QS Al Anbiya’ : 25 )
Konsepsi dan manifestasi dakwah harus bisa merangkum dimensi kerisalahan, kerahmatan, dan kesejarahan dalam kehidupan manusia. Sebagai program jangka panjang, gerakan dakwah membutuhkan banyak sarana, metode, dan penunjang yang mesti diupayakan berjalan sinergis, integral, dan saling melengkapi dalam upaya mewujudkan kemaslahatan hidup umat manusia.
Sebagai organisasi Islam, sejak awal Muhammadiyah telah menjadikan dakwah sebagai salah satu misi dan agenda kerja utama. Dakwah yang dijalankan oleh Muhammadiyah hingga sekarang tetap berlandas pada AL Qur’an dan As Sunnah Shahihah. Motivasi dakwah yang lil-Lahi Ta’ala itu digerakan melalui berbagai media maupun metode, baik kepada umat ijabah maupun umat dakwah, untuk menghantarkan manusia kepada kemaslahatan hidup di dunia dan akhirat. Karena kuatnya misi dakwah yang dilakukan gerakan ini, maka Muhammadiyah menegaskan identitasnya sebagai gerakan Islam dakwah amar ma’ruf nahi munkar.
II. EMPAT LANGKAH AWAL DAKWAH
Menurut pemikiran KH. Ahmad Dahlan, Muhammadiyah adalah wujud konkret dari realisasi pesat Al Qur’an untuk berpegang teguh pada agama Allah, bersikap dan menifestasikan taqwa, serta selalu mengajak kepada Islam. Allah berfirman :
Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu? barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, Maka Sesungguhnya ia Telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” ( QS Ali Imran : 101 – 104 )
Dalam keyakinan KH. Ahmad Dahlan, orang yang telah mampu memhami Islam sebagai risalah Allah, akan mewujudkan ajaran – ajaran Islam melalui perjuangan dengan menggunakan seluruh kemampuannya untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sebagai konsep hidup ditengah – tengah masyarakat, sehingga cita – cita mengenai baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur ( masyarakat utama, adil makmur yang diridlai Allah SWT) dapat terwujud. Kunci utama dalam keseluruhan usaha tersebut adalah keharusan bagi umat untuk melaksanakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar.
Ayat diatas mengisyaratkan pengarahan Allah berupa empat langkah pokok yang harus ditempuh dan diupayakan secara terus menerus guna mewujudkan masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah. Keempat langkah tersebut :
1. Pembinaan masyarakat muslim diatas nilai – nilai ketaqwaan yang sebenar – benarnya sehingga seluruh aspek kehidupan manusia mencerminkan keteguhan pada syari’at Islam.
2. Umat harus didorong gar berkemmpuan memahami dan menjabarkan seluruh ajaran Agama Islam, dan menjadikannya sebagai konsepsi hidup secara konkret, jelas dan lengkap.
3. Diperlukan usaha keras untuk menghimpun potensi umat secara total, kompak dan diorganisasi secara baik.
4. Membangun kemampuan melaksanakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar terhadap masyarakat pada umumnya dengan metode yang tepat sehingga ajaran – ajaran agama Islam dapat diwujudkan dalam masyarakat.
Dilatarbelakngi pemikiran dan usaha konkret KH. Ahmad Dahlan yang telah dikerjakannya itu, maka Muktamar ke – 38 tahun 1971 di Makassar akhirnya menetapkan keputusan “ dalam membina masyarakat dengan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar, untuk mencapai maksud dan tujuannya yang paling tepat adalah mengadakan gerakan jama’ah dan dengan dakwah jama’ah.”

III. PENGERTIAN GERAKAN JAMAAH DAN DAKWAH JAMAAH
Beberapa point dibawah ini meruapakan pengertian seputar Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah ( GJDJ ) :
1. Pengertian Jama’ah disini adalah sekelompok keluarga / rumah tangga dalam satu lingkungan tempat tinggal dan merupakan satu ikatan yang dijiwai kesadaran hidup berjama’ah, yang pembentukan dan pembinaanya diusahakan oleh anggota Persyarikatan.
2. Jamaah merupakan organisasi informal yang tidak perlu membawa – bawa nama Muhammadiyah, karena jama’ah adalah lembaga masyarakat, bukan eselon Persyarikatan.
3. Inti Jamaah adalah sekelompok anggota Muhammadiyah yang mengambil inisiatif membentuk dirinya sebagai potensi penggerak.
4. Pembinaan kepada jama’ah dilakukan dengan cara dakwah jama’ah. Dakwah jama’ah ini menjadi suatu system dakwah, yang aktifitas dakwahnya bertumpu sepenuhnya kepada mutu, kegiatan, dan pengorganisasian anggota Persyarikatan seumumnya tanpa kecuali.
Berdasarkan pengertian diatas, maka GJDJ itu bergerak pada basis kelompok – kelompok umat. Dengan kata lain bisa disebutkan, bahwa GJDJ merupakan gerakan dakwah yang berbasiskan komunitas atau satuan unit masyarakat untuk menata dan mewujudkan alam kehidupan yang lebih baik, sesuai dengan perintah dan Sunah-Nya. Dihitung berdasarkan jumlah jama’ah, idealnya GJDJ terdapat sepuluh sampai lima belas kepala keluarga. Melalui dan di dalam komunitas – komunitas tersebut, warga dan aktifis Muhammadiyah bisa menjalankan kewajiban dakwahnya.
IV. PRINSIP – PRINSIP PENGEMBANGAN GJDJ
Sebagai sebuah konsep dan strategi dakwah, maka untuk menjalankan dan mengembangkan GJDJ ini dibutuhkan gagasan dan perencanaan yang bisa diterapkan. Pokok – pokok pikiran berikut perlu dipertimbangkan sebagai prinsip – prinsip pemgembangan kegiatan GJDJ dalam rangka pemberdayaan umat dan komunitas masyarakat :
1. Fokus utama pengembangan kegiatan dan dakwah jamaah harus diarahkan untuk memperkuat kemampuan masyarakat local ( komunitas ) dalam memobilisasi sumber – sumber local dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Satuan social yang dipilih adalah berdasarkan lokalitas ( ruang local ), sebab warga akan lebih siap diberdayakan melalui isu – isu lokal.
Pengertian lokal adalah tempat orang berada untuk berkreasi dan mengembangkan diri di sebuah tempat. Dalam konteks lokal , warga akan berinteraksi satu dengan yang lain dengan intensitas yang hampir bersinggungan dan biasanya mereka terikat secara geografis maupun organisasional. Satuan lokal itu bisa berupa RT, kelompok pengguna air (irigasi) kelompok tani, kelompok arisan, kelompok pengajian, dan organisasi – organisasi yang menjadi tumbuhnya pengembangan dan interaksi pribadi masyarakat. Inisiatif dan penentuan kebutuhan warga dibuat di tingkat lokal oleh warga setempat melalui proses partisipatif.
2. Pengembangkan kegiatan dan dakwah jamaah harus mengakui adanya variasi dan perbedaan, baik antar aktor yang terlibat maupun variasi potensi dan permasalahan lokal yang tidak sama. Satuan pengambil keputusan bukanlah sosok yang tunggal, melainkan prural yang mencakup individu, keluarga, birokrasi local, perusahaan – perusahaan yang berskala kecil, dan organisasi – organisasi kemayarakatan lokal. Semua aktor tersebut akan berpartisipasi dan memobilisasi sumber – sumber pembangunan / potensi lokal yang sangat variatif.
3. Cara mencapai tujuan bersama program pengembangan jama’ah dilakukan melalui proses pembelajaran sosial ( social learning ). Pengembangan kemampuan dilakukan melalui proses interaksi dalam memecahkan persoalan bersama secara langsung. Komunitas didorong terus menerus untuk belajar aktif melalui pengalaman empirik dan aksi sehingga dapat membangun kapasitas komunitas dalam memahami, mengidentifikasi, serta memformulasikan potensi yang dimilikinya, merumuskan permasalahan yang dihadapinya, penyusunan alternatif – alternatif pemecahan masalah yang perlu dilakukan.
Dalam hal ini peran fasilitator adalah sebagai agen perubahan dan organisator dalam rangka menumbuhkan kesadaran kritis, melatih ketrampilan, dan meningkatkan kepercayaan diri warga komunitas. Di satu sisi, komunitas pembelajar demikian akan dapat memunculkan sikap kerja yang dibutuhkan untuk meningkatkan daya saing mereka dan meningkatkan kecerdasan kolektif komunitas; disisi lain, dapat memperkokoh solidaritas dan persaudaraan antar warga dalam komunitas.
4. Untuk menjamin efektifitas program, berbagai bentk kegiatan dan dakwah jama’ah dalam rangka pemberdayaan masyarakat harus terorganisasikan, terkoordinasikan, dan terintegrasikan dengan rapi, cermat, dan berkelanjutan dalam satuan – satuan sosial wilayah tempat tinggal. Dengan demikian semua kegiatan masyarakat yang terorganisasikan (organized community activities ), dan bukan merupakan fragmen – fragemen kegiatan yang berserak dan terpisah.

V. PENUTUP
Sebagi gerakan Islam dakwah amar ma’ruf nahi munkar, Muhammadiyah menjadikan aktifitas dakwah sebagai bagian tak terpisahkan dari selurauh program dan agenda aksinya. Diera modern ini, Muhammadiyah juga dituntut untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas dakwahnya termasuk strategi dan metodenya. Sebab kalau kita berdakwah secara konvensional ( bertabligh secara umum) maka tentu kita akan ketinggalan dengan dakwahnya para penentang Syari’at Islam melalui media massa. Diperlukan inovasi dan kreasi dalam mengembangkan dakwah, Gerakan Jama’ah dan Dakwah Jamaah (GJDJ) adalah salah satu strategi ( metode ) yang ditemukan oleh Muhammadiyah, namun belum mampu diaplikasikan di tengah masyarakat karena beberapa factor. Diantara factor tersebut adalah ; kurang percaya dirinya sebagian kader / aktifis Muhammadiyah untuk melaksanakan program ini, kurangnya sosialisasi tentang konsep dakwah ini, kurangnya Juklak dan Juknis di tingkat lapangan, kurangnya pelatihan tentang konsep dakwah ini.
Mudah – mudahan sedikit informasi ini mampu membangkitkan semangat dan memompa potensi kita untuk menjalankan misi gerakan kita sebagai Gerakan Islam amar ma’ruf nahi munkar sehingga terwujud masyarakt utama, adil makmur yang diridloi Allah.

Tidak ada komentar: