Rabu, 28 Mei 2008

PENDIDIKAN MEMERANGI PORNOGRAFI


Pada Desember 2006, didepan Akademi Jakarta, sastrawan Taufik Ismail membacakan pidato kebudayaan bertajuk “Budaya Malu dikikis Habis Gerakan Syahwat Merdeka”. Gerakan ini kata Taufik, tak bersosok organisasi resmi dan tidak berdiri sendiri. Gerakan ini bekerjasama bahu membahu melalui jaringan mendunia, memiliki dana raksasa, media masa cetak dan elektronik pengeras suaranya.
Taifik Ismail menyebutkan ada 13 komponen gerakan Syahwat Merdeka pertama: Perilaku seks bebas yang dilakukan terang - terangan dan sembunyi - sembunyi. Kedua. Penerbitan majalah dan tabloid mesum. Ketiga. Produser, penulis skrip, dan pengiklan acara televisi syahwat. keempat, Situs porno di internet. kelima, Penulis, penerbit dan penggandis buku syahwat sastra dan sastra. Keenam,Penerbit dan pengedar komik cabul. Ketujuh; Produsen, pengganda, pembajak, pengecer dan penonton VCD/DVD biru. Kedelapan, Fabrikan dan konsumen alkohol, Kesembilan, produsen, pengedar, dan pengguna narkoba. Kesepuluh, fabrikan, pengiklan, dan pengisap nikotin. Kesebelas, pengiklan perempuan dan taki-laki panggilan. Keduabelas, germo dan pelanggan prostitusi. Ketigabelas, dokter dan dukun praktisi aborsi.
Satah satu produk dari gerakan ini adalah pornografi. Di negara kita pornografi sudah jadi industri raksasa. Produknya laris­ manis dan terdistribusi aman ­merata sehingga dengan mudah dapat dikonsumsi tewat media cetak, televisi, internet, film layer tebar, VCD, dan telepon seluler. Aksesnya pun teramat mudah dijangkau. Tinggal datangi loper koran di pinggir jalan, anak-anak usia sekolah dapat memilih media bergambar orang dewasa telanjang atau berpakaian mini serta beradegan mecum.
Data dari American Demographic Magazine menyebutkan, saat ini di internet tersedia tidak kurang dari 4,2 juta website porno, 100 ribu di antaranya pornografi anak dan 89% di antaranya berisi kekerasan seksuat remaja metalui chat room.

Baden survey internet
TopTen Reviews. com pun mengungkap, industri pornografi dunia menghasilkan uang Rp 886 trityun. Total pendapatan bisnis pornografi dunia ini mengalahkan total pendapatan delapan perusahaan teknologi informasi terbesar di dunia yaitu Microsoft, Google, Amazon, eBay, Yahool Apple, Netflix, dan Earthlink.
Amerika Serikat menghasilkan rata-rata 13.140 video seks setiap tahun. Artinya, setiap 39 merit, sebuah video seks terbaru diproduksi negara-negara adi daya.

Peran Agama
PORNOGRAFI bisa jadi telah menjadi bagian dari kehidupan keseharian remaja mesa kini. Akibatnya, remaja menjadi ilusif, lebih suka melamun, meremehkan nilai-nilai social, dan melakukan peritaku seks menyimpang. Sebuah penelitian di Makassar terhadap remaja yang biasa mengakses situs porno di internet mengungkapkan, terdapat korelasi positif antara intensitas mengakses situs seks dengan permisivitas peritaku seksual remaja. Makin tinggi intensitas remaja datam mengakses situs seks di internet, makin permisif perilaku seksualnya. Responder penelitian ini separuh remaja laki-laki dan separuh lagi remaja perempuan. Maka tak heran kasus-kasus kekerasan seksual, pemerkosaan, kehamilan tak disengaja, dan aborsi yang dilakukan remaja terjadi tiap hari dan jadi konsumsi tayangan berita harian televisi dan koran.
Tentu saja ini menjadi keprihatinan kita bersama. Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, kita harus malu karena kondisi ini sangat kontradiktif dengan ajaran Islam. Allah SWT berfirman datam al-Qur'an Surat Yusuf ayat 53, "Sesungguhnya nafsu syahwat itu selatu mendorong kepada kejahatan. " Di surat al-Israa' ayat 32 la berfirman, "Dan janganlah kamu mendekati zina, (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan satu jalan yang buruk." Jika kita membiarkan nafsu syahwat dan zina menjadi peritaku anak bangsa ini, berarti kita sedang menunggu azab Allah.
Maka peran agama sangat diperlukan. Sebab agama memiliki syariat yang mengikat para penganutnya. Syariat ini dapat digunakan untuk membangun kesadaran generasi muda dan tua terhadap bahaya pornografi. Kesadaran itu dapat dicerminkan metalui peritaku yang baik dengan memegang teguh aturan agama dan adat yang sejalan dengan semangat syariat. Datam surat an-­Nur ayat 30-31 Allah SWT memerintahkan taki-laki dan perempuan yang beriman untuk menjaga pandangan dan memeilihara kernaluannya. Jika perintah ini dipahami dan diamalkan tiap mustim/muslimah, insya Allah bahaya pornografi menyingkir.

Peran pendidikan
SOLUSI lain untuk mengatasi bahaya pornografi adalah pendidikan. Lewat pendidikan peritaku generasi muda diarahkan untuk menjadi pribadi berakhtak mulia dan bermartabat. Mereka kritis memandang pornografi sebagai bahaya laten yang harus terus diperangi. Salah satu mata pelajaran di bangku sekolah adalah pendidikan budi pekerti. Pelajaran ini mengajarkan peserta didik agar memiliki rasa malu, baik yang berkaitan dengan diri sendiri maupun yang berhubungan dengan orang lain. Kenapa malu? Sebab malu berarti menjauhkan diri dari perbuatan terceta, atau menahan diri dan meninggalkan semua kemaksiatan dan kejahatan. Ini sejalan dengan hadits Nabi SAW, "Sesungguhnya sebagian dari apa yang telah dikenal orang dari ungkapan kenabian yang pertama adalah, `Jika kamu tidak malu, berbuatlah sekehendakmu'." (H.R Bukhari). Masih kata Taufik Ismail, ciri kolektif seluruh komponen Gerakan syahwat Merdeka adalah budaya malu yang telah terkikis nyaris habis dari susunan syaraf pusat dan rohani mereka.
Di ruang kelas, guru juga dapat mengangkat satu tema mengenai varian pornografi dan mendiskusikannya dengan siswa. Dari diskusi ini, guru dapat memberi penjelasan yang memadai tentang segala hal yang berkaitan dengan seksuatitas dan pornografi yang selatu memancing keingintahuan siswa. Jangan biarkan siswa mengetahui sendiri pernak-pernik seksualitas dan pornografi, Sebab itu akan menjerumuskannya pada liang penasaran. Guru memiliki kewajiban membimbing siswa dalam memahami dunianya.
Namun pembentukan moralitas dan nitai-nitai budi pekerti tidak bisa dibebankan pada institusi sekolah saja. Terbitnya regulasi yang memerintahkan penghapusan terhadap situs-situs porno tidaktah cukup. Abdultah At­Darraz memandang pembentukan moralitas harus dilakukan dalam dua tingkatan sistem kehidupan.
Pertama, penanaman nilai – nilai moral melatui institusi keluarga secara praktis. Ini dapat ditakukan dengan memberikan bimbingan yang baik kepada anak, mengasuh anak dengan penuh kasih sayang, memberikan tuntunan akhtak yang baik kepada keluarga, dan membiasakan anak untuk menghargai kaidah dan kebiasaan-kebiasaan periLaku keseharian yang baik dalam rumah tangga.
Kedua, pembentukan nilai – nilai moral dalam hubungan sosial. Dalam konteks ini berupa melatih diri untuk tidak melakukan perbuatan tercela, Mempererat hubungan kerjasama antar sesama, menggalakkan perbuatan- ­perbuatan terpuji dan memberi manfaat bagi kehidupan orang banyak, dan membina hubungan menurut tata tertib dan adat kebiasaan sosial yang terpuji.
Tujuan pendidikan adalah memanusiakan dan member­dayakan manusia. Pornografi merupakan eksploitasi sistematis terhadap nilai kemanusiaan seorang manusia hingga terpuruk ke kehidupan tak berdaya. Dua kutub ini saling bertolak belakang, namun keduanya dapat dijembatani dalam sebuah interaksi spiritualitas, di mana semua aspek kehidupan manusia berkiblat pada aturan Allah SWT dalam sebuah syariat.

Jumat, 23 Mei 2008

JALAN MENUJU HIDAYAH

Hidayah Allah tidak diberikan kepada manusia atas dasar kedudukan / status keluarga/ nasab, tetapi hidayah Allah akan diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya diantara orang - orang yang dikehendaki-Nya. Hidayah Allah akan dianugerahkan kepada siapa saja yang mau mencarinya dan berkeinginan keras untuk meraihnya. Namun demikian Allah dan Rasul-Nya telah memberi rambu - rambu jalan menuju hidayah Allah SWT, diantaranya adalah :
1. Al Qur’an Al Qur’an adalah jalan utama menuju hidayah Allah SWT. Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam firman-Nya :
Sesungguhnya Al Quran Ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih...” ( QS Al Isra’ : 9 )

Alif laam miin. itab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa,” ( Al Baqarah :1-2)
Oleh karena itu barangsiapa yang ingin memperoleh hidayah, hendaklah benar - benar berpegang teguh kepada Al Qur’an yaitu dengan rajin membacanya, dan mempelajarinya serta mengamalkannya.Imam As Sangithi menerangkan tentang QS Al Isra’ ayat 9 sebagai berikut : Al Qur’an adalah petunjuk jalan yang benar baik dalam Aqidah, Syari’ah maupun mu’amalah. Maka dari itu Rasulullah berpesan kepada kita sebagai berikut:

“ Telah kutinggalkan kepadamu dua perkara dan jika kamu sekalian berpegang teguh dengannya, kamu tidak akan sesat selama - lamanya yaitu Kitabullah dan Sunah Rasul-Nya.” (Mutafaqqun Alaih)
2. Rasul Jalan kedua untuk meraih hidayah Allah SWT adalah mengikuti Rasul. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam firman Allah :
“... dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” ( QS Asy Syuura : 52 )
Maka barangsiapa yang mendambakan hidayah Allah SWT, harus mengikuti sunnah Rasulullah. Adapun cara mengikuti Rasulullah adalah :1). Meyakini kebenaran Rasulullah Allah SWT berfirman :

“ Dia-lah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci.” (Ash Shaf :9)
2. Mengikuti akan sunah - sunahnya.

Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu....” (QS Al Ahzab : 21 )
3. Menjauhi dari segala yang bertentangan dengan sunahnya
“ Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.” ( QS Al Hasyr : 7 )
3. Mujahadah Bersungguh - sungguh dan berusaha keras bahwa kita benar - benar menginginkan hidayah Allah. Ungkapan dengan nyata dan sungguh - sungguh, segala apa yang kita inginkan dengan harapan kuat bahwa Allah akan membukakan fikiran, hati dan jiwa kita serta membimbingnya ke jalan yang benar. Karena Allah telah berjanji dalam firman-Nya :

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” ( QS Al Ankabut : 69 )
Disini seorang muslim diingatkan dalam menjalani tugas hudup ini harus bersungguh - sungguh, tidak boleh menyerah terhadap ujian dan cobaan, karena hidup bagi seorang muslim adalah ujian, sebagaimana diingatkan oleh Allah dalam firman-Nya:
“ Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,”( QS Al Mulk : 2 )
4. Do’a Do’a adalah senjata orang beriman. Do’a adalah intisari ibadah dalam Islam, sekaligus do’a adalah salah satu jalan meraih hidayah Allah SWT. Maka seorang muslim tidak boleh malas - malasan dari do’a. Dan seandainya Allah tidak berkenan memenuhi permohonan hamba-Nya, niscaya Ia tidak akan berfirman sebagaimana ayat berikut :

"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu...” (QS Al Mukmin : 60 )
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS Al Baqarah:186)

“ Sesungguhnya Allah malu terhadap hamba-Nya yang menengadahkan kedua tangganya kepada-Nya (berdo’a) lalu Allah menolaknya dalam keadaan kosong.”( HR Tirmidzi )

“ Tidak ada orang yang memohon kecuali akan Aku ijabahi, dan tidak ada orang yang meminta kecuali akan Aku beri, dan tidak ada orang yang memohon ampun kecuali akan Aku ampuni.” ( HR Bukhari )

(Oleh Ust. Drs. Mulyono , Ahad Pagi, 25 Mei 2008 )

Selasa, 20 Mei 2008

PANDAI - PANDAI MEMENEJ WAKTU

PANDAI – PANDAI MEMENEJ WAKTU

Oó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$#
Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Waktu demi waktu begitu cepat perjalanannya, sehingga tidak sadar kalau kita ini telah kehilangan banyak kesempatan. Kesempatan untuk berjuang, kesempatan untuk berbuat baik / beramal sholeh, dan kesempatan – kesempatan yang lain. Untuk itu kalau tidak pandai kita manfaatkan waktu sebaik – baiknya, maka kita akan termasuk orang – orang yang merugi. Sebagaimana Allah telah mengingatkan kepada kita melalui firman-Nya :
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Al Ashr :1-3 )

Dari ayat diatas, sangatlah jelas bahwa kebanyakan manusia tidak memperhatikan pentingnya waktu. Termasuk didalamnya dalam melaksanakan tugas sebagai khalifah dimuka bumi ini. Sebab sebagian besar dari kita telah melupakan kesempatan tersebut, dan perlu diingat kesempatan kita dibatasi oleh umur, oleh kemampuan. Kesibukan dalam melaksanakan aktifitas duniawi telah banyak menyita waktu dan kesempatan kita dalam rangka melaksanakan tugas dan tanggungjawab untuk menggapai kebahagiaan yang kekal di akhirat kelak.

Ada tiga hal yang Allah SWT tawarkan melalui ayat diatas, diantaranya adalah : Orang yang beriman dan beramal sholeh dan saling nasehat menasehati dalam kebenaran dan dalam kesabaran. Maka muncullah pertanyaan, siapakan orang yang beriman itu? Allah SWT menjelaskan orang beriman, sebagaimana firman-Nya :

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar.” ( QS AL Hujuurat : 15 )

Iman merupakan standart utama / pokok untuk mendapatkan kenikmatan dan kemuliaan disisi Allah SWT. Sebagaimana firman Allah :

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan”. (QS An Nahl : 97 )

Kemudian amal sholeh, yaitu perbuatan yang bermanfaat jauh dari madhorot, yang dilakukan dengan ikhlas hanya untuk mencari ridlo Allah dan sesuai dengan tuntutnan Rasulullah Muhammad SAW. Sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Nasai :
إِنَّ اللهَ لاَ يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ إِلاَّ مَاكَانَ لَهُ خَالِصًاوَابْتَغِى بِهِ وَجْهَهُ
“ Sesungguhnya Allah tidak akan menerima dari semua jenis amalan, kecuali yang murni untuk Allah dan untuk mencari wajah Allah.”

Allah SWT juga berfirman :

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” ( QS Ali Imran : 31 )

Iman dan amal sholeh punya pengertian sendiri sendiri, tetapi keduanya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Karena tidak disebut orang beriman kalau ia tidak beramal sholeh. Begitu juga tidak disebut amal sholeh kalau tidak di dasari dengan keimanan.

Berikutnya tentang nasehat untuk kebenaran dan kesabaran. Kebenaran itu mutlak hanyalah yang datang dari Allah SWT , الحق من رّبّك . Kita sebagai umat Muhammad berkewajiban untuk menyampaikan kebenaran yang telah dibawa oleh nabi kita Muhammad SAW sebagaimana sabda Rasulullah yang sudah popular, yang artinya : “Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat.” Dan dalam hadits yang lain juga ditegaskan : “Sampaikanlah kebenaran itu walau terasa pahit”. Adapun teknik dan cara menyampaikan kebenaran dan mengajak manusia agar selalu berjalan diatas jalan Allah telah diterangkan dalam Al Qur’an, sebagaimana firman Allah :

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (An Nahl : 125)

Betapa lengkapnya Allah telah membekali hamba – hamba-Nya untuk berjuang didalam dakwah-Nya. Disamping kewajiban untuk menasehati dalam hal mentaati kebenaran, juga menasehati untuk selalu melakukan kesabaran. Sebagaimana firman Allah :

Hai orang-orang yang beriman, Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” ( QS Ali Imran : 200 )

Dari keterangan diatas, sebagai warga Persyarikatan Muhamamdiyah kita mestinya sangat tersinggung. Sebab Muhammadiyah adalah organisasi Islam yang bergerak dibidang dakwah amar ma’ruf nahi munkar. Sementara secara realitas, masih banyak lahan dakwah yang sering kita abaikan. Masih banyak umat yang membutuhkan uluran tangan kita, masih banyak jiwa yang membutuhkan sentuhan dakwah kita, masih banyak tugas dan tanggungjawab yang diembankan ke pundak kita. Akan tetapi kita seringkali lupa, cuek bahkan acuh tak acuh terhadap persoalan diatas. Kita sibuk dengan urusan – urusan pribadi; mengumpulkan harta, membangun rumah mewah, berusaha memiliki kendaraan mewah, hingga memanjakan anak – anak kita. Kita lupa kalau ada tugas dakwah yang diembankan ditangan kita.

Ditambah persoalan yang dihadapi Muhammadiyah kian hari kian kompleks. Beberapa persoalan klasik yang selama ini masih menjadi PR yang belum terselesaikan adalah proses kaderisasi di Muhammadiyah yang kian mandek, ideology Muhammadiyah yang mulai pudar, kelangkaan kader – kader ‘ulama , komitmen sebagian pimpinan / aktifis yang mulai melemah sampai dakwah Muhammadiyah yang “kurang diminati oleh umat”. Bahkan lebih ironis lagi banyak kader Muhammadiyah yang terbuai dengan mainan baru mereka, yakni partai politik, sehingga kader – kader Muhammadiyah tersebut akhirnya tidak punya banyak waktu untuk Muhammadiyah dan akhirnya melupakan Muhammadiyah sebagai induknya. Ini adalah sebagian persoalan yang dihadapi Muhammadiyah. Persoalan tersebut satu persatu harus diurai, hingga akhirnya kita dapat merumuskan solusinya.

Mari pada kesempatan yang mulia ini kita cermati bersama, bahwa kita Ber- Muhammadiyah selama ini sebagai Pimpinan sudah melaksanakan tugas kita masing – masing atau belum? Sampai tahun ketiga pasca Musyawarah Daerah periode Muktamar ke – 45 ini, program apa yang telah kita laksanakan. Kemudian program apa yang belum dapat direalisasikan? Kemudian mari kita memberikan perhatian yang serius pada program – program yang belum terlaksana, sehingga sampai masa jabatan kita akan dapat menyelesaikan semua program dengan baik.

Mari kita luangkan waktu kita sejenak untuk melihat strategi dakwah Muhammadiyah yang telah dibangun oleh para pendiri dan pendahulu Muhammadiyah, mereka telah meletakkan landasan dakwah yang bila dilaksanakan dengan baik maka kita akan menggapai kesuksesan besar. Landasan dakwah tersebut lebih dikenal dengan 12 langkah Muhammadiyah tahun 1938 – 1940, adalah sebagai berikut :
1. Memperdalam masuknya Iman.
2. Memperluas Paham Agama.
3. Membuahkan budi pekerti.
4. Menuntun Amal Intiqod (self correcti )
5. Menguatkan persatuan
6. Menegakkan keadilan
7. Melakukan kebijaksanaan.
8. Menguatkan majelis tanwir
9. Mengadakan konferensi bagian
10. Mempermusyawarahkan keputusan
11. Mengawaskan gerakan jalan
12. Mempersambungkan gerakan luar

Untuk lebih jelas dan faham, silahkan bisa dibaca pada Tafsir Langkah Muhammadiyah 1938 – 1940 dalam buku “ Ideologi dan Strategi Muhammadiyah” Karya Drs. Hamdan Hambali.

Akhirnya pada kesempatan yang berbahagia ini kami mengingatkan kepada para rekan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sragen beserta Majelis, Lembaga, Badan, Ortom, Pimpinan Amal Usaha Muhammadiyah dan hadirin yang hadir pada Rapat Pimpinan Daerah ( RAPIMDA) ke – III tahun ini, marilah kita mengevaluasi diri sejauh mana tugas dan tanggungjawab masing – masing kita laksanakan? Selanjutnya marilah kita meluangkan waktu sejenak untuk membaca sejarah, kenapa KH. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah? Apa sebenarnya tujuan Muhammadiyah? Apa yang diperjuangkan oleh Muhammadiyah? Dasar – dasar apa yang telah diletakkan oleh para pendiri Muhammadiyah? Setelah itu marilah kita gandengkan tangan kita bersama – sama, kita satukan visi dan misi kita, kita satukan hati, fikiran dan tenaga kita untuk membangun, mengembangkan dan meneruskan perjuangan para pendahulu kita, yakni “ Terwujudnya masyarakat utama yang adil dan makmur yang diridloi oleh Allah SWT.”

Hanya dengan usaha maksimal secara bersama – sama sesuai dengan tugas dan tanggungjawab masing – masing, serta menyerahkan segala keputusan kepada Allah SWT, mudah – mudahan semua yang kita cita – citakan bakal terwujud.

Nasrun Minallah Wa Fathun Qorieb.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

( Disampaikan pada Pidato Ifittah Rapat Pimpinan Daerah (RAPIMDA) Muhammadiyah Sragen tanggal 20 Mei 2008 )

Minggu, 18 Mei 2008

PRINSIP - PRINSIP AQIDAH SHOHIHAH



Diantara pengertian Iman kepada Allah, adalah iman atau yakin bahwa Allah adalah Ilah (sesembahan) yang benar. Allah berhak disembah tanpa menyembah kepada yang lain, karena Dialah pencipta hamba- hamba-Nya, Dialah yang memberi rizki kepada manusia, yang mengetahui segala perkara yang dilakukan oleh manusia. Dialah yang Maha Kuasa, yang memberikan pahala bagi yang taat kepada-Nya, yang mengazab manusia yang berbuat maksiat. Untuk tujuan ibadah inilah Allah menciptakan jin dan manusia, sebagaimana dinyatakan dalam firman-Nya :
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah dialah Maha pemberi rezki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” (QS Adz Dzariyat :56-58)

Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang Telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa, Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; Karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu Mengetahui.” (QS 2 :21-22)
Dalam ayat-Nya yang lain, Allah juga menegaskan bahwa Ia mengutus para Rasul kepada manusia untuk mengingatkan kepada mereka agar beribadah kepada Allah semata. Ia berfirman :
Dan sungguhnya kami Telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", (An Nahl :36)

“ Dan kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan aku". ( Al Anbiya’ : 25)

“ (Inilah) suatu Kitab yang ayat-ayatNya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha tahu, Agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya Aku (Muhammad) adalah pemberi peringatan dan pembawa khabar gembira kepadamu daripada-Nya,” ( QS Huud : 1-2)
Hakikat ibadah adalah mengesakan Allah dengan segala bentuk perhambaan seperti, doa, sholat, shaum, qurban, nadzar, serta berbagai macam ibadah lainnya yang dilakukan dengan penuh ketundukan dan kepatuhan terhadap Allah, disertai rasa cinta kepada-Nya dan rasa hina dalam naungan keagungan-Nya. Nash - nash dibawah ini melengkapi dalil - dalil diatas :

“....Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingatlah, Hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik).... “( QS Az Zumar : 2-3)
Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia... “ ( Al Isro’ : 23 )

Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadat kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya).” (QS Al Mukmin : 14)
Sebuah hadits nabi yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Mu’az menyatakan bahwa Rasulullah telah bersabda :

“ Hak Allah atas hamba - hamba_Nya adalah agar mereka beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya.” ( HR Bukhari dan Muslim )
Iman kepada Allah juga mencakup keyakinan terhadap semua yang telah diwajibkan Allah kepada manusia, diantaranya yang tercakup dalam Rukun Islam, yakni : Syahadat (persaksian) bahwa tiada Ilah selain Allah dan Sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah; Menegakkan sholat, mengeluarkan zakat; shaum dibulan Ramadhan; dan haji ke Baitullah bagi mereka yang mampu melakukannya. Diantara kelima hal diatas, yang paling penting adalah Syahadat Laa Ilaaha Illallah Muhammadur Rasulullah.
Syahadat Laa Ilaaha Illallah bermakna ketulusan ibadah tertuju hanya kepada Allah semata dan penolakan terhadap sesembahan lainya. Tidak ada yang patut disembah selain Allah. Oleh karena itu setiap yang disembah selain Allah, baik berbentuk manusia, malaikat, jin atau yang lain semua itu adalah bathil atau tertolak. Firman Allah :

(Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah Karena Sesungguhnya Allah, dialah (Tuhan) yang Haq dan Sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, Itulah yang batil,... “ ( AL Hajj : 62 )
Diantara pengertian lain dari Prinsip Iman kepada Allah adalah keyakinan bahwa Allah ta’ala adalah pencipta alam semesta. Dialah yang mengatur alam semesta dengan ilmu dan kekuasaan yang dimiliki-Nya. Dialah raja di dunia dan di akhirat, Rabb semesta alam. Firman-Nya :
“Allah menciptakan segala sesuatu dan dia memelihara segala sesuatu.” (Az Zumar:62)
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang Telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu dia bersemayam di atas 'Arsy. dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.”( QS AL A’raf : 54 ) Iman kepada Allah berarti beriman kepada nama - nama-Nya yang mulia dan sifat - sifat-Nya yang agung, seperti yang tertera dalam Al Qur’a n dan telah ditetapkan oleh Rasulullah SAW, tanpa mengubah, mengingkari, membatasi, dan menyerupakan dengan lainnya. Setiap muslim wajib meyakini tanpa mempersoalkannya. Nama - nama itu memiliki arti yang agung dan mulia, sesuai dengan sifat Allah sendiri. Allah berfirman :
“ tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan Melihat.” ( QS Asy Syura:11)

“ Maka janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah. Sesungguhnya Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui.” ( An Nahl : 74 )
Inilah aqidah Ahlussunah Wal Jama’ah, aqidah para sahabat Rasulullah dan para pengikutnya yang setia. Dan aqidah ini pulalah yang diambil sebagai rujukan oleh Imam Abul Hasan Al Asy’ari dalam kitabnya “Muqolat an Ashabil Hadits wa Ahlissunah.” Dan juga diambil oleh para ahli ilmu dan iman. Mudah - mudahan Allah SWT senantiasa menuntun kita untuk tetap berada pada aqidah yang benar. Amiin..

Jumat, 16 Mei 2008

I F F A H

Di penggalan masa ini, disaat kejahiliahan hampir merata di seluruh penjuru, upaya penjagaan diri dari berbagai bentuk kemaksiatan, kesiasian dan kerendahan terasa lebih butuh untuk ditekankan. Terlebih bagi seorang muslimah yang telah mulai tumbuh kesadaran mempelajari Al Islam dan komitmen mengamalkannya. Iffah adalah bahasa yang lebih akrab untuk menyatakan upaya penjagaan diri ini. Iffah sendiri memiliki makna usaha memelihara dan menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak halal, makruh dan tercela.
Ada beberapa hal yang bisa menumbuhkan iffah, yang sewajarnya diusahakan oleh seorang muslimah diantaranya:
Ketaqwaan Kepada Allah
Hal ini merupakan asas paling fundamental dalam mengusahakan iffah pada diri seseorang. Ketaqwaan adalah pengekang seseorang dari perbuatan-perbuatan tercela yang dilarang oeh dienul Islam. Taqwa akan menyebabkan seseorang selalu berhati dalam melakukan berbagai perbuatan, baik di kala sendirian maupun keramaian mengamalkan sabda Nabi sholallohu alaihi wasalam " Bertaqwalah kepada Allah dimanapun kamu berada…" segala anggota tubuh akan selalu terjaga jangan sampai melanggar larangan Allah sehingga terjerumus dalam kemurkaan-Nya. Mulutnya terjaga dari pembicaraan yang bermuatan dosa, baik dosa kepada Allah, maupun dosa kepada manusia seperti ghibah, fitnah adu domba berdusta, mngumpat kepada taqdir, mencela zaman dan lain sebagainya. Tangannya pun terjaga dari hal yang dilarang seperti mengambil yang bukan haknya, memukul tanpa kebenaran, bersentuhan/ berjabat tangan dengan yang bukan mahram dan lainnya. Mata pun demikian tak kalah dengan anggota tubuh yang lain tak ingin terjerumus dalam mengumbar pandangan yang diharamkan, dan seluruh anggota tubuh yang lainnya selalu terjauh dari larangan Allah azza wa jalla. Sungguh ketika taqwa berdiam pada diri seseorang, maka muncullah pribadi yang penuh dengan hiasan yang tak tertandingi keindahannya. Mengalahkan keindahan mutiara, emas, perak, berlian dan hiasan dunia yang lainnya. Taqwa tak sebatas hanya di masjid, atau di tempat kajian saja, namun ia melekat dimanapun dan kapanpun. Di rumah, tempat belajar, sekolah dan di segala tempat…
Nikah
Nikah adalah salah satu jalan lempang untuk menjaga kesucian diri. Bahkan sarana yang terutama untuk menumbuhkan sifat iffah. Dengannya terjaga pandangan mata dan kehormatan diri seorang muslimah. Yang memang godaan kepadanya sangat besar dan berat . maka nikah adalah solusi yang paling tepat. Ia adalah fitrah kemanusiaan yang di dalamnya terkandung rasa cinta dan kasih sayang serta kedamaian, yang tak di dapatkan dengan jalan-jalan yang lain. Ini sebagaimana firman Allah :
"dan diantara tanda kekuasaanNya adalah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri supaya kamu merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa cinta dan kasih sayang " ( QS Ar Rum : 21 )
Rasa Malu
Ia adalah sifat yang agung dan terpuji. Dengan rasa malu, seorang akan terhindar dari berbagai perbuatan yang keji, tidak pantas, mengandung dosa dan kemaksiatan. Ia menjadi bertambah indah ketika melekat pada diri seorang muslimah. Dengan malu seorang muslimah akan selalu nampak dalam fitrah kewanitaannya, tak mau mengumbar aurat tubuhnya, tak mau mengeraskan suara yang tak diperlukan di tengah kumpulan manusia, tak tertawa dengan selepas-lepasnya dan yang lain sebagainya. Orang yang awam sekali pun bila disuruh untuk memberikan penilaian terhadap dua orang , yang seorang adalah wanita yang menjaga rasa malunya. Seorang lagi tak pedulian tak punya rasa malu terhadap orang, bicara seenaknya duduk seenaknya, segalanya seenaknya tentu orang akan memberikan penilaian tinggi pada wanita yang pertama daripada wanita yang kedua. Rasa malu ini benar-benar akan menjadi penjaga yang baik bagi seorang muslimah. Ia akan menyedikitkan beraktivitas keluar rumah yang tanpa faedah, ia akan menjaga diri ketika berbicara dengan orang terlebih laki-laki yang bukan mahram. Tentu hal ini akan lebih menjaga kehormatannya.

KALIAN MESTI JAUHI

Tidak dapat diingkari bahwa beragam penyimpangan hadir dengan leluasa di masa ini. Pada hampir semua bidang kehidupan, baik aqidah, ibadah, kemasyarakatan, budaya, sosial, politik dan yang lain. Menimpa pada level individu maupun masyarakat yang prianya juga yang wanita.
Untuk golongan yang terakhir ini (wanita). Kita temukan bermacam penyimpangan yang luar biasa. Diantara penyimpangan yang terjadi pada kaum wanita adalah sebagai berikut:
1. Tidak sopan pada kedua orang tua, tidak berbakti kepada keduanya, misalnya berani mengangkat suara di hadapan keduanya, menghardik dan tidak mentaati keduanya. Penyimpangan ini sangat banyak dilakukan oleh para wanita di zaman ini, tidak hanya dilakukan oleh orang awam saja, namun juga para penuntut ilmunya. Padahal Allah berfirman "Maka janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah !'..."
2. Banyak ngerumpi hal-hal yang tidak bermanfaat saat berkumpul di majelis-majelis kaum wanita. Misalnya berbicara tentang Allah tanpa illmu, berdusta, membicarakan kejelekan orang lain, mengadu domba dan lain sebagainya. Bagi yang terakhir ini seakan jadi hal umum yang dilakukan di majelis kaum wanita ( lihat pembahasan tentang lidah dan bahayanya).
3. Meninggalkan amar ma'ruf & nahi mungkar serta dakwah di kalangan kaum wanita. Mungkin karena malu atau takut pada mereka.
"dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh mengerjakan yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, mendirikan sholat, menunaikan zakat dan mereka taat pada allah dan rasulnya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh allah sesungguhnya allah maha perkasa lagi maha bijaksana.(QS At- Taubah : 71)
4. Tidak menundukkan / memalingkan pandangan ketika melihat pria yang bukan mahramnya seolah-olah perintah untuk memalingkan pandangan hanya berlaku untuk pria saja, tidak untuk wanita. Firman Allah,
"katakanlah kepada wanita yang beriman hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya" (QS An-Nur: 31)
5. Seorang wanita melihat wanita lain kemudian menceriterakannya dengan detail kepada salah seorang kerabatnya seolah-olah dia melihatnya secara langsung demikian detailnya, padahal tidak ada tujuan-tujuan sar'i yang dibolehkan agama seperti untuk nikah misalnya.
"janganlah seorang wanita berkumpul dengan wanita lain kemudian menceriterakannya pada suaminya seolah-olah dia (suami) melihatnya langsung" (Mutafaqun alaih)
6. Meniru penampilan pria, baik dalam hal pakaian , gerakan, cara berjalan atau gaya bicaranya. Rasulullah saw, bersabda
"Allah melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita dan melaknat wanita yang memakai pakaian pria"
beliau juga bersabda,
"Allah melaknat orang-orang yang meniru pria dari kaum wanita" (HR. Abu Dawud)

MISI MUHAMMADIYAH




Setiap organisasi, termasuk Muhamma-diyah, tentu memiliki misi tertentu yang diembannya. Sejak sebuah organisasi didirikan, para pendirinya sudah merancangkan langkah-langkah strategis apa yang perlu dilakukan, agar cita-cita yang ingin dicapai dengan mendirikan organisasi itu bisa diwujudkan. Misi yang merupakan tugas utama organisasi yang sifatnya mendasar dan fundamental, mempunyai posisi dan peranan yang sangat penting dan strategis bagi sebuah organisasi. Di samping misi itu menjadi semacam “penuntun” bagi semua komponen organisasi kearah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, ia juga menjadi pembeda antara organisasi yang satu dengan organisasi lainnya yang bergerak di bidang yang serupa. Dengan perkataan lain, misi membentuk organisasi memiliki ciri yang khas, yang membedakannya dari organisasi lainnya yang sejenis.Melihat pentingnya posisi dan peranan misi bagi setiap organisasi, maka seperti halnya tujuan organisasi, menjadi sebuah prinsip yang tidak bisa ditawar, bahwa misi organisasi itu harus dirumuskan dengan rumusan yang jelas. Dalam perumusan sebuah misi, menurut seorang pakar manajemen stratejik, yaitu Prof. DR. S.P. Siagian, MPA, ada beberapa ciri yang harus tergambar dalam misi itu, antara lain: pertama, ia merupakan suatu pernyataan yang bersifat umum dan berlaku untuk kurun waktu yang panjang tentang ‘niat’ organisasi yang bersangkutan; kedua, ia mencakup filsafat yang dianut dan akan digunakan oleh organisasi itu; ketiga, secara implisit menggambarkan citra yang hendak diproyeksikan ke masyarakat luas; keempat, ia merupakan pencerminan jati diri yang ingin diciptakan, ditumbuhkan dan dipelihara; kelima, menunjukkan produk apa yang menjadi andalan dari organisasi dan keenam, menggambarkan kebutuhan apa dari masyarakat yang akan diupayakan untuk dipuaskan oleh organisasi.Ada banyak manfaat yang dapat dipetik dengan adanya rumusan sebuah misi organisasi. Di antara manfaat itu adalah bahwa dengan rumusan yang tepat, membuat anggota organisasi punya persepsi yang sama tentang maksud keberadaan organisasi. Ini penting, karena kesamaan persepsi pada gilirannya akan menimbulkan kesamaan gerak dan tindakan dalam menunaikan kewajiban dan tanggung jawab masing-masing, di samping juga menjadi semacam pendorong bagi anggota untuk memberikan kontribusi yang optimal kepada organisasi. Adanya rumusan yang jelas juga memudahkan bagi perumusan langkah dan program organisasi serta penentuan tipe dan struktur organisasi, baik vertikal maupun horizontal.
Di samping itu adanya rumusan misi yang jelas juga memudahkan orang luar untuk memahami apa sesungguhnya yang akan diusahakan oleh organisasi, dan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka yang setuju untuk memberikan dukungan, bahkan keinginan untuk bergabung dengan organisasi tersebut.Memperhatikan demikian pentingnya peranan misi bagi sebuah organisasi, di samping mutlak perlunya rumusan yang jelas tentang misi tersebut, timbul pertanyaan, apakah dalam dokumen-dokumen resmi Persyarikatan sudah ada rumusan tentang misi Muhammadiyah itu? Kalau kita menelaah Anggaran Dasar Muhammadiyah, secara harfiah memang tidak ditemukan istilah misi.
Dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah, sejak Anggaran Dasar pertama sampai dengan Angaran Dasar keempatbelas, istilah yang digunakan -istilah mana semakna dengan istilah misi- adalah istilah maksud, kecuali Anggaran Dasar keempat dan kelima, yang menggunakan istilah hajat. Istilah misi kita jumpai pada tulisan para tokoh Muhammadiyah, terutama Ustadz H. Ahmad Azhar Basyir, MA Ketua PP Muhammadiyah periode 1990-1995, yang secara khusus pernah menulis tentang Misi Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam. Istilah misi dalam dokumen resmi, baru kita jumpai pada Keputusan Muktamar ke-44, khususnya pada Program Muhammadiyah Periode 2000-2005, yang secara eksplisit merumuskan visi dan misi Muhammadiyah.Pada dokumen-dokumen tersebut, misi Muhammadiyah itu berkisar pada tiga pokok substansi, yang oleh Ustadz Ahmad Azhar disebut sebagai tiga pola perjuangan Muhammadiyah, yang secara eksplisit dirumuskan sebagai berikut: 1. Menegakkan keyakinan tauhid yang murni, sesuai dengan ajaran Allah SwT yang dibawa oleh seluruh Rasul Allah, sejak Nabi Adam as. hingga Nabi Muhammad saw; 2. Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber kepada Al-Qur’an, Kitab Allah yang terakhir untuk umat manusia, dan Sunnah Rasul; 3. Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan peribadi, keluarga dan masyarakat.Kalau kita cermati secara saksama rumusan misi Muhammadiyah tersebut, agaknya telah memenuhi kriteria sebagaimana telah dikemukakan di atas. Tiga butir misi yang satu sama lain merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan itu kiranya telah memenuhi ciri-ciri yang diisyaratkan oleh Prof. Dr. S.P. Siagian serta telah berhasil membentuk jati diri Muhammadiyah yang khas, yang membedakan Muhammadiyah dengan organisasi Islam lainnya, yang sama-sama bergerak di bidang dakwah. Jati diri Muhammadiyah yang telah berhasil dibangun melalui misi tersebut, bahwa Muhammadiyah adalah sebuah organisasi gerakan yang senantiasa berjuang menyebarluaskan ajaran Islam, yang selalu berpegang teguh pada keyakinan tauhid yang murni serta berusaha dengan sekuat tenaga untuk mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.
Semua aktivitas Muhammadiyah yang memasuki seluruh aspek kehidupan pada hakekatnya merupakan perwujudan dari misi tersebut. Tidak ada aktivitas Muhammadiyah yang terlepas dari misi tersebut, apalagi sampai bertentangan dengan semangat dan jiwa yang terkandung di dalamnya. Bahkan tidak hanya itu. Misi Muhammadiyah tersebut tidak hanya menjadi ciri bagi Muhammadiyah secara kelembagaan, tetapi seharusnya juga menjadi ciri bagi setiap individu dalam Muhammadiyah. Ciri orang Muhammadiyah yang menonjol adalah bahwa dia memiliki keyakinan tauhid yang kokoh dan sangat peka terhadap paham, keyakinan, kepercayaan dan sebagainya yang berbau syirik, yang dapat merusak keyakinan tauhidnya. Di samping itu, orang Muhammadiyah adalah orang yang sangat giat berdakwah dan berusaha untuk mengamalkan ajaran Islam dalam keseharian hidupnya, tanpa bertanya apakah hukum amalan itu wajib, sunnah atau mubah. Semua amalan yang telah dituntunkan dan dicontohkan oleh Rasul Allah Muhammad saw, diusahakan untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dengan penuh keikhlasan dan kesabaran. Pertanyaannya sekarang adalah, apakah para aktivis dan pimpinan Muhammadiyah sudah seperti itu?
---------


From : muhammadiyah.or.id

BAHAYA PENYIMPANGAN AQIDAH


Penyimpangan pada aqidah yang dialami oleh seseorang berakibat fatal dalam seluruh kehidupannya, bukan saja di dunia tetapi berlanjut sebagai kesengsaraan yang tidak berkesudahan di akherat kelak. Dia akan berjalan tanpa arah yang jelas dan penuh dengan keraguan dan menjadi pribadi yang sakit personaliti.
Biasanya penyimpangan itu disebabkan oleh sejumlah faktor diantaranya: 1. Tidak menguasainya pemahaman aqidah yang benar karena kurangnya pengertian dan perhatian. Akibatnya berpaling dan tidak jarang menyalahi bahkan menentang aqidah yang benar.2. Fanatik kepada peninggalan adat dan keturunan. Karena itu dia menolak aqidah yang benar. Seperti firman Allah SWT tentang ummat terdahulu yang keberatan menerima aqidah yang dibawa oleh para Nabi dalam Surat Al-Baqarah 170 yang artinya: "Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Ikutlah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami." (Apabila mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk."3. Taklid buta kepada perkataan tokoh-tokoh yang dihormati tanpa melalui seleksi yang tepat sesuai dengan argumen Al-Qur'an dan Sunnah. Sehingga apabila tokoh panutannya sesat, maka ia ikut tersesat.4. Berlebihan (ekstrim) dalam mencintai dan mengangkat para wali dan orang sholeh yang sudah meninggal dunia, sehingga menempatkan mereka setara dengan Tuhan, atau dapat berbuat seperti perbuatan Tuhan. Hal itu karena menganggap mereka sebagai penengah/arbiter antara dia dengan Allah. Kuburan-kuburan mereka dijadikan tempat meminta, bernadzar dan berbagai ibadah yang seharusnya hanya ditujukan kepada Allah. Demikian itu pernah dilakukan oleh kaumnya Nabi Nuh AS ketika mereka mengagungkan kuburan para sholihin. Lihat Surah Nuh 23 yang artinya: "Dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr."5. Lengah dan acuh tak acuh dalam mengkaji ajaran Islam disebabkan silau terhadap peradaban Barat yang materialistik itu. Tak jarang mengagungkan para pemikir dan ilmuwan Barat serta hasil teknologi yang telah dicapainya sekaligus menerima tingkah laku dan kebudayaan mereka.6. Pendidikan di dalam rumah tangga, banyak yang tidak berdasar ajaran Islam, sehingga anak tumbuh tidak mengenal aqidah Islam. Pada hal Nabi Muhammad SAW telah memperingatkan yang artinya: "Setiap anak terlahirkan berdasarkan fithrahnya, maka kedua orang tuanya yang meyahudikannya, menashranikannya, atau memajusikannya" (HR: Bukhari). Apabila anak terlepas dari bimbingan orang tua, maka anak akan dipengaruhi oleh acara / program televisi yang menyimpang, lingkungannya, dan lain sebagainya. 7. Peranan pendidikan resmi tidak memberikan porsi yang cukup dalam pembinaan keagamaan seseorang. Bayangkan, apa yang bisa diperoleh dari 2 jam seminggu dalam pelajaran agama, itupun dengan informasi yang kering. Ditambah lagi mass media baik cetak maupun elektronik banyak tidak mendidik kearah aqidah bahkan mendistorsinya secara besar-besaran. Tidak ada jalan lain untuk menghindar bahkan menyingkirkan pengaruh negatif dari hal-hal yang disebut diatas adalah mendalami, memahami dan mengaplikasikan Aqidah Islamiyah yang shahih agar hidup kita yang sekali dapat berjalan sesuai kehendak Sang Khalik demi kebahagiaan dunia dan akherat kita, Allah SWT berfirman dalam Surah An-Nisa' 69 yang artinya: "Dan barangsiapa yang menta'ati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni'mat Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya." Dan juga dalam Surah An-Nahl 97 yang artinya: "Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh baik laki-laki maupun perempuan, dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."

Rabu, 14 Mei 2008

MEMBANGUN PRIBADI MUKMIN

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya, Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, Dan orang-orang yang menunaikan zakat, Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; Maka Sesungguhnya mereka dalam hal Ini tiada terceIa. Barangsiapa mencari yang di balik itu Maka mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya. Mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. mereka kekal di dalamnya. ( QS AL MUKMINUUN : 1 - 11 )

Allah SWT telah membimbing kita dalam membangun pribadi / keluarga mu’min melalui firman-Nya dalam surat Al Mukminun, dengan langkah - langkah sebagai berikut :1. Dengan sholat khusyu’Sholat dengan khusyu’ merupakan pembangunan pribadi /keluarga mukmin yang didambakan Allah SWT dan rasul-Nya , sehingga Rasulullah memerintahkan kepada kita untuk mengajarkan sholat kepada anak - anak sejak usia tujuh tahun. Ini mengingatkan kita betapa pentingnya sholat. Mengapa demikian? Karena :1. Sholat merupakan tiang agama.2. Sholat merupakan wasiat terakhir rasulullah.3. Sholat merupakan barometer keIslaman seseorang manusia.4. Sholat merupakan kewajiban yang tidak bo-leh ditinggalkan dalam keadaan seperti apapun.5. Sholat merupakan media komunikasi dgn Allah ( Silatul Insan billah ).6. Sholat merupakan amal penghidup iman (Ihya’ul Iman ).7. Sholat merupakan jalan menuju kebaikan.
2. Menjauhkan diri dari segala laghwunAl - Laghwun : Assyai’u lama’na fiihi, artinya segala sesuatu yang sia - sia, baik ucapan maupun perbuatan, atau dalam istilah lain segala sesuatu yang tidak produktif.Tanpa kita sadari dalam kehidupan ini kita sering bergelimang dalam laghwun, padahal ini dibenci oleh Islam. Karena Islam sangat menghargai produktifitas, sebagaimana nash - nash berikut ini :

“ Sebaik - baiknya Islam seseorang , ialah orang yang pandai - pandai meninggalkan segala sesuatu yang tidak berarti baginya.”

Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah ..” ( Al Jumu’ah : 10)
Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain” ( Alam Nasyrah : 7 )


Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu....” (At Taubah : 105 )

“ Jika tidak engkau disibukkan oleh nafsumu dalam kebenaran, akan menyibukkan kamu dalam kebatilan.
3. Selalu mensucikan diri dari segala perbuatan dosa. Langkah ini mengingatkan kita agar kita selalu sadar bahwa hidup ini tidak mungkin lepas dari kekurangan dan kesalahan yang akhirnya menimbulkan dosa. Maka membangun pribadi mukmin langkah yang ketiga adalah dengan memperbanyak istighfar dan taubat kepada Allah agar hidupnya bersih dari segala bentuk dosa. Rasulullah membimbing kita dalam bertaubat dan istighfar minimal 100 kali dalam sehari. Ini semua dengan tujuan agar hati ini benar - benar bersih dari dosa, sebab jika hati telah tertutup oleh dosa , maka akan menjadi hati yang gelap. Jika hati telah menjadi gelap, maka pandangan hidupnya akan menjadi gelap, akhirnya tidak mampu mebedakan jalan kebenaran dan jalan kebatilan. Rasulullah bersabda :

“ Seorang mukmin apabila melakukan perbutan dosa makan akan menjadikan titik hitam dalam hatinya, dan jika ia bertaubat dan mencabut perbuatan dosanya serta memohon ampun kepada Allah, maka akan kembali bersih hatinya, tetapi jika terus melakukan perbuatan dosa, maka akan bertambah titik hitam hatinya tadi sehingga menutupi seluruh hatinya, itulah yang disebut roona.” ( HR Ahmad )

Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.” ( Al A’raf : 179 )
4. Selalu menjaga kehormatan. Yaitu pandai - pandai menjaga diri dari segala yang mengarah pada perbutan zina, seperti pergaulan bebas, seni budaya dan olahraga yang tidak Islami yang ujung - ujungnya mengarah pada perbuatan zina. Hal ini dilarang Allah SWT.

Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” ( Al Isro’ : 32 )

“ Apabila zina dan rioba telah dilkukan disebuah negeri dengn terang - terangan, yang demikian ini sama dengan mempersilahkan datangnya azab Allah SWT.”

“ Jauhilah olehmu berdua - duaan dengan wanita, demi jiwaku yang ditangannya, tidak ada seorangpun yang berdua - duaan dengan seorang wanita kecuali syaithan akan masuk diantara keduanya.”
5. Pandai - pandai menjaga amanat dan menepati janji. Amanat merupakan ajaran yang sangat penting dalam Islam, karena dengan dengan amanat inilah untuk membuktikan kejujuran seseorang. Maka dalam membangun pribadi mukmin, mutlak dibutuhkan jiwa amanat.Munculnya berbagai kecurangan, kepincangan sosial karena hilangnnya sifat amanat ditengah - tengah mereka, akibatnya ing ngarso ngumbar angkoro tutwuri melok nampani. Maka rasulullah berpesan :

“ Tidak ada iman bagi orang yang tidak amanah, dan tidak ada agama bagi orang yang tidak mau menepati janji.” ( Ahmad )
6. Selalu menjaga sholat dengan baik Keenam langkah pembangunan pribadi mukmin yang diajarkan oleh Allah ini diawali dengan sholat dan diakhiri dengan sholat, ini mengingatkan kita kembali betapa pentingnya ibadah sholat. Maka pantas saja, ibadah ini merupakan ibadah yang tidak boleh ditingalkan dalam kondisi apapun. Mudah - mudahan kita diberi kekuatan oleh Allah untuk membangun pribadi - pribadi mukmin dengan apa yang telah diajarkan Allah kepada manusia, sehingga akan mampu melahirkan generasi terbaik dalam rangka menegakkan Islam. Amiin....

HAKEKAT IMAN

Dalam sebuah hadist Rasulullah bersabda sebagai sebuah jawaban atas pertanyaan malaikat Jibril, tatkala beliau ditanyakan tetang Al-Iman :

“Iman itu adalah engkau beiman kepada Allah, malaikat-malikat-Nya, Kitab - kitab-Nya, Rasul - rasul-Nya, hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun buruk.” (H.R.Muslim)
Iman adalah kepatuhan total manusia kepada Allah,bukan sekedar keyakinan hati tanpa ada realisasi dalam pentuk amal perbuatan.Anehnya kebanyakan umat Islam terjebak pada argument-argumen apologi tatkala berhadapan dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang iman.Sebagai misalnya adalah ketika mereka ditanya tetang kemalasan beribadah yang sangat erat kaitannya dengan pengakuan iman seseorang.Mereka menjawab: “ Yang penting hati ini bersih dan tatkala bermuamalah dengan manusia terjadi hubungan yang harmonis dan positif.” Aneh?! Bagaimana mungkin hati seorang muslim dapat menjadi bersih dan suci dengan kesombongan yang nyata di hadapan Allah? Bukankah menolak beribadah kepada Allah adalah salah satu indikasi kotornya hati dan bentuk kesombongan yang sangat berbahaya? Simaklah firman Allah sebagai berikut:

“ Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". (Al Mukmin:60)
Ada tiga faktor mengapa manusia bersikap sombong tehadap ajaran Allah dan enggan untuk taat, yaitu :
Pertama,menuruti keinginan hawa nafsu Hawa nafsu seperti disebutkan Al-Qur'an cenderung mengajak manusia untuk bermksiat kepada Allah SWT.
Dan Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), Karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyanyang.”( QS Yusuf : 53 )
Dalam ayat yang lain disebutkan :

“....dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesung- guhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” ( QS Qashash : 50 )
Hawa nafsu dapat berubah menjadi tuhan selain Allah, jika segala kehendaknya diperturutkan tanpa dapat dikendalikan. Demikian yang telah ditegaskan Allah tentang budak hawa nafsu, dia dapat berubah memiliki sifat serigala yang buas dan mengacaukan masyarkat.

Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?, Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu). (QS Furqon : 43-44)
Kedua,taklid buta terhadap ritual, kepercayaan,dan tradisi nenek moyang Manusia semacam ini mengagap nenek moyang adalah tuhan yang ketinggiannya ditempatkan di atas Allah. Penderitaan manusia dari masa ke masa kebanyakan akibat dari penyakit ini. Allah berfirman seraya mengabarkan bahwa taklid buta adalah penyakit yang telah turun temurun diwariskan dari generasi ke generasi.
Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang Telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami Hanya mengikuti apa yang Telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?". ( Al Baqarah :170)
Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul". mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya". dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?.”( Al Ma’idah :104)
Diayat lain Allah berfirman :

Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang diturunkan Allah". mereka menjawab: "(Tidak), tapi kami (hanya) mengikuti apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya". dan apakah mereka (akan mengikuti bapak-bapak mereka) walaupun syaitan itu menyeru mereka ke dalam siksa api yang menyala-nyala (neraka)?” ( Luqman : 21 )
Ketiga,mengikuti mayoritas manusia Al-Qur'an menegaskan jika manusia senantiasa mengikuti suara mayoritas sebagai sumber kebenaran tanpa merujuk pada hujjh-hujjah Al-Qur'an, maka pasti dia akan tersesat mengikuti kesesatan para ahli kitab. Firman Allah :
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)” ( QS Al An’am : 116 )
Walaupan kaum muslimin telah sering mendengarkan ayat-ayat Al-Qur'an dan As-Sunnah dibacakan untuk menolak berbagai hujjah sesat mereka, akan tetapi kuatnya perlawanan kaum mislimin terhadap larangan mengikuti golongan mayoitas yang tidak berlandasan Al-Qur'an dan As-Sunnah tersebut menunjukan bahwa penyakit ini sudah sangat parah menjangkit mereka, sehingga membutuhkan penanganan khusus dalam penyembuhanya. Penyembuhan terhadap ketiga penyakit tersebut diatas haruslah menjadi prioias utama kaum muslimin, jika mereka ingin nilai-nilai keimanannya tumbuh dan semakin menguat bak benteng pertahanan yang kokoh.
Menghancurkan tuhan-tuhan selain Allah harus di lakukan secara lahir dan batin. Banyak orang yang bangga setelah dapat menghancurkan berhala-berhala fisik yang berwujud materi, padahal mereka gagal menghancurkan berhala-berhala batin. Bahkan tanpa disadari, mereka telah membuat berhala-berhala baru dihati mereka. Shalat, zakat, puasa dan segala bentuk ibadah lainnya hanya akan memberi pengaruh yang positif dalam menumbuhkan keimanan, manakala dilaksanakan dengan ikhlas dan mutaba'ah artinya pelaksanaan ibadah tersebut harus mengikuti Sunnah Rasulullah SAW yang berarti menjauhkan diri dari segal bentuk bid'ah.
Hanya ketundukan total kepada Allah kita dapat menumbuhkan bibit-bibit iman dalam hati dan mengokohkanya. Sehingga dengan wasiat ini kita dapat membuat komitmen menghancurkan berbagai bentuk berhala, baik berhala fisik maupun batin sehingga kebahagi

Minggu, 11 Mei 2008

ARSIP TAUSHIYAH

PERLU SEBUAH PERENUNGAN

Sebenarnya kalau kita berbicara tentang bencana yang menimpa kepada manusia termasuk yang terjadi di Indonesia dapat bermacam - macam sebabnya. Ia merupakan azab dari Allah karena manusia banyak dosa, dapat pula sebagai ujian dari Allah, tetapi dapat juga merupakan sunatullah dalam arti gejala alam atau hukum alam yang biasa terjadi.Dalam kasus Indonesia, boleh jadi kemungkinan ketiganya itu sama besarnya. Jika bencana itu dikaitkan dengan perbuatan dosa yang dikerjakan umat manusia di Indonesia ini bisa saja benar, sebab tampak nyata bahwa kemaksiatan sudah menjadi kebanggaan bagi sebagian besar bangsa ini. Dalam hal azab karena kemaksiatan yang dikerjakan sekelompok kecil saja ketika tidak ada yang mencegahnya, maka Allah menurunkan bencana yang sangat besar, sebagaimana firman-Nya :
Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan Ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.”(QS Al Anfal :25)

Dan jika kami hendak membinasakan suatu negeri, Maka kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, Maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan kami), Kemudian kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”(QS Al Isra’: 16)
Sementara jika dikaitkan dengan ujian Allah berfirman :

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami Telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?(QS Al Ankabut : 2)
Ketika bencana itu dikaitkan dengan gejala alampun besar kemungkinannya, karena memang wilayah Indonesia ini berada pada wilayah yang rawan gempa. Hukum alam yang telah ditetapkan Allah ini sebenarnya banyak mengandung hikmah, seperti pergerakan gunung dan konsekuensinya.


Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS An Naml : 88 )
Dalam dimensi ulah manusia ada hal - hal yang perlu diperhatikan oleh kita semua, khususnya para pelaku kebijakan (baca: pemimpin dan ulama’) harus introspeksi dengan mencermati firman Allah Qur’an Surat Al Anfal ayat 25 diatas.
Imam Al Ghazali dalam Kitab Hidayatul Bidayah berkata :


“ Kerusakan rakyat disebabkan kerusakan para pemimpin, kerusakan para pemimpin disebabkan kerusakan ulama’ (tidak berani memberi nasehat).”
KH. Ahmad Dahlan berkata : Para bijak berkata : “ Tidak akan hidup Islam kecuali dengan wasiat dakwah, dan tidak akan ada dakwah jika tidak ada jihad dan sabar, dan tidak ada jihad serta sabar kecuali dengan iman.”
Allah berfirman :

Bermegah-megahan Telah melalaikan kamu, Sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu).”(QS At Takatsur : 1-3 )

Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi.Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang Telah kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, Mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan Aku dapat bersedekah dan Aku termasuk orang-orang yang saleh?" Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila Telah datang waktu kematiannya. dan Allah Maha mengenal apa yang kamu kerjakan.”( QS Al Munafiquun : 9-11)
Perlu Perenungan
“Dari Abu Hurairah ra, Bersabda Rasulullah SAW : “Apabila kekuasaan dianggap keuntungan, amanat dianggap ghanimah (rampasan), membayar zakat dianggap merugikan, belajar bukan karena agama (untuk meraih tujuan dunia semata), suami tunduk pada istrinya, durhaka terhadap ibu, mentaati kawan yang menyimpang dari kebenaran, membeci ayah, bersuara keras di masjid (menjerit - jerit di masjid), orang fasiq menjadi pemimpin bangsa, pemimpin diangkat dari golongan rendah akhlaqnya, orang dihormati karena takut pada kejahatannya, para biduan dan musik (hiburan berbau maksiat) banyak digemari, minuman keras/narkoba semakin luas, umat akhir zaman ini sewenang - wenang mengutuk generasi pertama muslim (termasuk para sahabat Nabi SAW, tabi’in dan para Imam Muktabar), maka hendaklah mereka waspada karena pada saat itu akan terjadi hawa panas, gempa, tanah longsor, dan kemusnahan. Kemudian diikuti oleh tanda - tanda (Qiyamat) yang lain seperti untaian pertama yang berjatuhan karena terputus talinya (semua tanda Qiyamat terjadi.” ( HR Tirmidzi )

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,” Jika amanat disia-siakan, maka tunggulah saatnya (kehancurannya). Abu Hurairah bertanya:”Bagaimana amanat itu disia-siakan wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab,”Jika suatu urusan diserahkan pada orang yang bukan ahlinya (tidak memenuhi syarat).” (HR Bukhari)
Diriwayatkan dari Anas ra: Saya akan menyampaikan kepada kalian sebuah hadits yang tidak ada lagi orang lain yang menyampaikan sesudah saya. Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Sebagian tanda -tanda akan terjadinya kiamat adalah :1. Ilmu tentang Islam sangat langka.2. Kebodohan sangat marak3. Perzinaan dianggap biasa4. Banyaknya jumlah wanita dan sedikit jumlah pria, sehingga prosentasenya limapuluh banding satu. ( HR Bukhari)
Ibnu Qoyyim al- Jauziyah dalam bukunya yang berjudul al- Muhaasabah berpesan kepada kita bahwa dalam melaksanakan muhasabah atau introspeksi setidaknya ada Empat hal yang harus diperhatikan :1. Dalam hal melaksanakan yang fardlu (yang difardlukan oleh Allah). Apa saja yang difardlukan oleh Allah hendaknya benar - benar mendapat perhatian, apakah sudah kita jaga betul - betul atau tidak, misalnya dalam hal sholat, puasa, zakat, haji, mu’amalah terhadap masyarakat.2. Dalam hal apa yang dilarang oleh Allah. Mengapa Allah melarang kepada hambanya berbuat sesuatu, misalnya zinna, mencuri, minum khamer, makan makanan yang diharamkan oleh Allah.3. Dari kekhilafan manusia terhadap tujuan Allah menciptakan manusia. Manusia diciptakan oleh Allah tidak ada tujuan lain kecuali untuk beribadah kepada-Nya semata.4. Dari apa - apa yang diperbuat jasmani kita. Setiap perbuatan manusia tidak akan ada yang tanpa dipertanggun-gjawabkan.
Mudah -mudahan bencana alam baik banjir, tanah longsor, angin puting beliung, gempa dan sebagainya yang terjadi disekitar kita memaksa kita untuk merenungkan kembali, apa ada yang salah dalam hidup dan kehidupan kita. Dan akhirnya kita benar - benar kembali menjadi hamba Allah yang tunduk dan patuh kepada-Nya. Amiin...