Minggu, 18 Mei 2008

PRINSIP - PRINSIP AQIDAH SHOHIHAH



Diantara pengertian Iman kepada Allah, adalah iman atau yakin bahwa Allah adalah Ilah (sesembahan) yang benar. Allah berhak disembah tanpa menyembah kepada yang lain, karena Dialah pencipta hamba- hamba-Nya, Dialah yang memberi rizki kepada manusia, yang mengetahui segala perkara yang dilakukan oleh manusia. Dialah yang Maha Kuasa, yang memberikan pahala bagi yang taat kepada-Nya, yang mengazab manusia yang berbuat maksiat. Untuk tujuan ibadah inilah Allah menciptakan jin dan manusia, sebagaimana dinyatakan dalam firman-Nya :
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah dialah Maha pemberi rezki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” (QS Adz Dzariyat :56-58)

Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang Telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa, Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; Karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu Mengetahui.” (QS 2 :21-22)
Dalam ayat-Nya yang lain, Allah juga menegaskan bahwa Ia mengutus para Rasul kepada manusia untuk mengingatkan kepada mereka agar beribadah kepada Allah semata. Ia berfirman :
Dan sungguhnya kami Telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", (An Nahl :36)

“ Dan kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan aku". ( Al Anbiya’ : 25)

“ (Inilah) suatu Kitab yang ayat-ayatNya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha tahu, Agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya Aku (Muhammad) adalah pemberi peringatan dan pembawa khabar gembira kepadamu daripada-Nya,” ( QS Huud : 1-2)
Hakikat ibadah adalah mengesakan Allah dengan segala bentuk perhambaan seperti, doa, sholat, shaum, qurban, nadzar, serta berbagai macam ibadah lainnya yang dilakukan dengan penuh ketundukan dan kepatuhan terhadap Allah, disertai rasa cinta kepada-Nya dan rasa hina dalam naungan keagungan-Nya. Nash - nash dibawah ini melengkapi dalil - dalil diatas :

“....Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingatlah, Hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik).... “( QS Az Zumar : 2-3)
Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia... “ ( Al Isro’ : 23 )

Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadat kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya).” (QS Al Mukmin : 14)
Sebuah hadits nabi yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Mu’az menyatakan bahwa Rasulullah telah bersabda :

“ Hak Allah atas hamba - hamba_Nya adalah agar mereka beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya.” ( HR Bukhari dan Muslim )
Iman kepada Allah juga mencakup keyakinan terhadap semua yang telah diwajibkan Allah kepada manusia, diantaranya yang tercakup dalam Rukun Islam, yakni : Syahadat (persaksian) bahwa tiada Ilah selain Allah dan Sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah; Menegakkan sholat, mengeluarkan zakat; shaum dibulan Ramadhan; dan haji ke Baitullah bagi mereka yang mampu melakukannya. Diantara kelima hal diatas, yang paling penting adalah Syahadat Laa Ilaaha Illallah Muhammadur Rasulullah.
Syahadat Laa Ilaaha Illallah bermakna ketulusan ibadah tertuju hanya kepada Allah semata dan penolakan terhadap sesembahan lainya. Tidak ada yang patut disembah selain Allah. Oleh karena itu setiap yang disembah selain Allah, baik berbentuk manusia, malaikat, jin atau yang lain semua itu adalah bathil atau tertolak. Firman Allah :

(Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah Karena Sesungguhnya Allah, dialah (Tuhan) yang Haq dan Sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, Itulah yang batil,... “ ( AL Hajj : 62 )
Diantara pengertian lain dari Prinsip Iman kepada Allah adalah keyakinan bahwa Allah ta’ala adalah pencipta alam semesta. Dialah yang mengatur alam semesta dengan ilmu dan kekuasaan yang dimiliki-Nya. Dialah raja di dunia dan di akhirat, Rabb semesta alam. Firman-Nya :
“Allah menciptakan segala sesuatu dan dia memelihara segala sesuatu.” (Az Zumar:62)
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang Telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu dia bersemayam di atas 'Arsy. dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.”( QS AL A’raf : 54 ) Iman kepada Allah berarti beriman kepada nama - nama-Nya yang mulia dan sifat - sifat-Nya yang agung, seperti yang tertera dalam Al Qur’a n dan telah ditetapkan oleh Rasulullah SAW, tanpa mengubah, mengingkari, membatasi, dan menyerupakan dengan lainnya. Setiap muslim wajib meyakini tanpa mempersoalkannya. Nama - nama itu memiliki arti yang agung dan mulia, sesuai dengan sifat Allah sendiri. Allah berfirman :
“ tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan Melihat.” ( QS Asy Syura:11)

“ Maka janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah. Sesungguhnya Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui.” ( An Nahl : 74 )
Inilah aqidah Ahlussunah Wal Jama’ah, aqidah para sahabat Rasulullah dan para pengikutnya yang setia. Dan aqidah ini pulalah yang diambil sebagai rujukan oleh Imam Abul Hasan Al Asy’ari dalam kitabnya “Muqolat an Ashabil Hadits wa Ahlissunah.” Dan juga diambil oleh para ahli ilmu dan iman. Mudah - mudahan Allah SWT senantiasa menuntun kita untuk tetap berada pada aqidah yang benar. Amiin..

Tidak ada komentar: