Minggu, 11 Mei 2008

ARSIP TAUSHIYAH

PERLU SEBUAH PERENUNGAN

Sebenarnya kalau kita berbicara tentang bencana yang menimpa kepada manusia termasuk yang terjadi di Indonesia dapat bermacam - macam sebabnya. Ia merupakan azab dari Allah karena manusia banyak dosa, dapat pula sebagai ujian dari Allah, tetapi dapat juga merupakan sunatullah dalam arti gejala alam atau hukum alam yang biasa terjadi.Dalam kasus Indonesia, boleh jadi kemungkinan ketiganya itu sama besarnya. Jika bencana itu dikaitkan dengan perbuatan dosa yang dikerjakan umat manusia di Indonesia ini bisa saja benar, sebab tampak nyata bahwa kemaksiatan sudah menjadi kebanggaan bagi sebagian besar bangsa ini. Dalam hal azab karena kemaksiatan yang dikerjakan sekelompok kecil saja ketika tidak ada yang mencegahnya, maka Allah menurunkan bencana yang sangat besar, sebagaimana firman-Nya :
Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan Ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.”(QS Al Anfal :25)

Dan jika kami hendak membinasakan suatu negeri, Maka kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, Maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan kami), Kemudian kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”(QS Al Isra’: 16)
Sementara jika dikaitkan dengan ujian Allah berfirman :

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami Telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?(QS Al Ankabut : 2)
Ketika bencana itu dikaitkan dengan gejala alampun besar kemungkinannya, karena memang wilayah Indonesia ini berada pada wilayah yang rawan gempa. Hukum alam yang telah ditetapkan Allah ini sebenarnya banyak mengandung hikmah, seperti pergerakan gunung dan konsekuensinya.


Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS An Naml : 88 )
Dalam dimensi ulah manusia ada hal - hal yang perlu diperhatikan oleh kita semua, khususnya para pelaku kebijakan (baca: pemimpin dan ulama’) harus introspeksi dengan mencermati firman Allah Qur’an Surat Al Anfal ayat 25 diatas.
Imam Al Ghazali dalam Kitab Hidayatul Bidayah berkata :


“ Kerusakan rakyat disebabkan kerusakan para pemimpin, kerusakan para pemimpin disebabkan kerusakan ulama’ (tidak berani memberi nasehat).”
KH. Ahmad Dahlan berkata : Para bijak berkata : “ Tidak akan hidup Islam kecuali dengan wasiat dakwah, dan tidak akan ada dakwah jika tidak ada jihad dan sabar, dan tidak ada jihad serta sabar kecuali dengan iman.”
Allah berfirman :

Bermegah-megahan Telah melalaikan kamu, Sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu).”(QS At Takatsur : 1-3 )

Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi.Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang Telah kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, Mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan Aku dapat bersedekah dan Aku termasuk orang-orang yang saleh?" Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila Telah datang waktu kematiannya. dan Allah Maha mengenal apa yang kamu kerjakan.”( QS Al Munafiquun : 9-11)
Perlu Perenungan
“Dari Abu Hurairah ra, Bersabda Rasulullah SAW : “Apabila kekuasaan dianggap keuntungan, amanat dianggap ghanimah (rampasan), membayar zakat dianggap merugikan, belajar bukan karena agama (untuk meraih tujuan dunia semata), suami tunduk pada istrinya, durhaka terhadap ibu, mentaati kawan yang menyimpang dari kebenaran, membeci ayah, bersuara keras di masjid (menjerit - jerit di masjid), orang fasiq menjadi pemimpin bangsa, pemimpin diangkat dari golongan rendah akhlaqnya, orang dihormati karena takut pada kejahatannya, para biduan dan musik (hiburan berbau maksiat) banyak digemari, minuman keras/narkoba semakin luas, umat akhir zaman ini sewenang - wenang mengutuk generasi pertama muslim (termasuk para sahabat Nabi SAW, tabi’in dan para Imam Muktabar), maka hendaklah mereka waspada karena pada saat itu akan terjadi hawa panas, gempa, tanah longsor, dan kemusnahan. Kemudian diikuti oleh tanda - tanda (Qiyamat) yang lain seperti untaian pertama yang berjatuhan karena terputus talinya (semua tanda Qiyamat terjadi.” ( HR Tirmidzi )

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,” Jika amanat disia-siakan, maka tunggulah saatnya (kehancurannya). Abu Hurairah bertanya:”Bagaimana amanat itu disia-siakan wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab,”Jika suatu urusan diserahkan pada orang yang bukan ahlinya (tidak memenuhi syarat).” (HR Bukhari)
Diriwayatkan dari Anas ra: Saya akan menyampaikan kepada kalian sebuah hadits yang tidak ada lagi orang lain yang menyampaikan sesudah saya. Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Sebagian tanda -tanda akan terjadinya kiamat adalah :1. Ilmu tentang Islam sangat langka.2. Kebodohan sangat marak3. Perzinaan dianggap biasa4. Banyaknya jumlah wanita dan sedikit jumlah pria, sehingga prosentasenya limapuluh banding satu. ( HR Bukhari)
Ibnu Qoyyim al- Jauziyah dalam bukunya yang berjudul al- Muhaasabah berpesan kepada kita bahwa dalam melaksanakan muhasabah atau introspeksi setidaknya ada Empat hal yang harus diperhatikan :1. Dalam hal melaksanakan yang fardlu (yang difardlukan oleh Allah). Apa saja yang difardlukan oleh Allah hendaknya benar - benar mendapat perhatian, apakah sudah kita jaga betul - betul atau tidak, misalnya dalam hal sholat, puasa, zakat, haji, mu’amalah terhadap masyarakat.2. Dalam hal apa yang dilarang oleh Allah. Mengapa Allah melarang kepada hambanya berbuat sesuatu, misalnya zinna, mencuri, minum khamer, makan makanan yang diharamkan oleh Allah.3. Dari kekhilafan manusia terhadap tujuan Allah menciptakan manusia. Manusia diciptakan oleh Allah tidak ada tujuan lain kecuali untuk beribadah kepada-Nya semata.4. Dari apa - apa yang diperbuat jasmani kita. Setiap perbuatan manusia tidak akan ada yang tanpa dipertanggun-gjawabkan.
Mudah -mudahan bencana alam baik banjir, tanah longsor, angin puting beliung, gempa dan sebagainya yang terjadi disekitar kita memaksa kita untuk merenungkan kembali, apa ada yang salah dalam hidup dan kehidupan kita. Dan akhirnya kita benar - benar kembali menjadi hamba Allah yang tunduk dan patuh kepada-Nya. Amiin...

Tidak ada komentar: